HTML Free Code
CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Saturday, June 20, 2009

Tanda-Tanda Hati Yang Mati


"Diantara tanda-tanda hati yang mati, ialah tidak ada rasa sedih,
apabila telah kehilangan kesempatan untuk melakukan taat kepada
Allah, tidak juga menyesal atas perbuatan (kelalaian) yang telah
dilakukannya."

Hati yang di dalamnya hidup keimanan akan merasa sedih apabila iman
dan taat itu hilang daripadanya. Hati yang beriman itu sangat
menyesal apabila melakukan maksiat. Hati sangat senang apabila ia
telah melaksanakan ketaatan.

Perbuatan manusia yang dikendalikan oleh hati yang beriman pasti
selalu menjurus kepada ketaatan dan bergegas meninggalkan
kemaksiatan, sehingga hatinya tidak gelisah oleh dosa, dan jiwanya
tidak resah oleh maksiat. Kejahatan yang selalu mencari peluang
mendobrak benteng hati insane, mampu menghancur-luluhkan benteng itu,
apabila pertahanan iman, yang menjaga beteng hati itu lemah.

Sebaliknya, benteng hati itu akan kokoh, walau dengan serbuan dan
dobrakan apapun, apabila iman yang menjadi perisai di dalamnya kokoh
kuat bagaikan batu karang di tengah samudra. Seorang hamba mukmin
akan terus-menerus mencegah masuknya kemaksiatan dan kekotoran di
dalam hatinya, membentenginya dengan amal ibadah. Ia harus merasa
susah dihinggapi dosa dan gembira apabila melakukan kebaikan. Dalam
sebuah Atsar. "Barangsiapa merasa senang menjalankan kebaikan, dan
merasa sedih menjalankan kejahatan, maka ia adalah orang beriman."
Sebaliknya, hati yang suka dihinggapi kotoran kemaksiatan, tidak
merasa sedih menjalankan perbuatan maksiat dan kotoran jiwa, maka
itulah hati yang mati dan buta. Tanda Allah SWT ridha terhadap
seorang hamba maka hatinya terang benderang menerima kebaikan, dan
mampu menghindari maksiat.

Kearifan hati itu dapat dilihat dari perbuatan manusia dalam
hidupnya. Hati yang hidup dan arif nampak pada wajah pemiliknya.
Cahaya wajah dan perilaku seperti mimic pada raut wajah pemilik, hati
yang jauh dari dosa dan bentuk maksiat, akan tampak dalam
pembicaraan. Ucapan seseorang terkias dengan jel;as dalam setiap
susunan kata-katanya. Hati yang terbuka oleh iman akan menunjukkan
bunyi pada kalimat yang diucapkan seseorang. Halus, jujur, ikhlas dan
tidak berbelit. Sebaliknya, hati yang hitam tertuitup oleh noda akan
terbias dari semua kalimat yang diucapkan, tak bisa ditutup-tutup.
Itu semua adalah gambaran tentang hati orang yang beriman. Hati yang
beriman adalah hati yang hidup, sedang hati yang jauh dari keimanan
adalah hati yang mati. Hati yang hidup oleh keimanan menumbuhkan
kebaikan dan ketaatan, hati yang tertutup dari keimanan akan
menumbuhkan kejelekan dan kemaksiatan.

Sahabat Ibnu Mas'ud mengatakan, "Orang yang benar-benar beriman,
ketika melihat dosa-dosanya, seperti ia sedang duduk dibawah gunung.
Ia kuatir kalau-kalau puncak gunung itu jatuh menimpanya. Adapun
orang munafik, ia memandang dosa-dosanya seperti menghalau lalat di
ujung hidungnya."

Orang beriman selalu memandang dosa dan kesalahan yang pernah ia
perbuat, seperti beban yang sangat berat rasanya, ia kuatir dosa dan
kesalahan akan membawa akibat yang jelek, serta menyiksa di hari
akhirat. Ia sangat berhati-hati. Kehati-hatian seperti ini adalah
cahaya iman yang masih bertahta dalam hatinya. Adapun orang munafik
menganggap dosa-dosa dan kesalahan yang pernah diperbuatnya, dengan
anggapan bahwa dosa-dosa dan kesalahan tidak mampu meruntuhkan
kedudukannya atau merusak dan menganiayanya, oleh karena ia
menganggap dosa sangat enteng baginya, tidak berarti apa-apa. Seperti
mengusir lalat dari ujung hidungnya saja. Perasaan seperti itu adalah
perasaan orang-orang munafik yang tidak mempedulikan kadar Iman dan
Islam dalam membentuk pribadi manusia.

Sekali lagi perasaan hati yang penuh dengan hiasan iman dalam
membentuk manusia muslim sangat mempengaruhi bagi perkembangan
tingkah laku manusia. Apakah ia suka kepada maksiat, atau ketaatan.
Dua perbuatan yang saling bertentangan ini memang bertahta dalam diri
manusia. Hanya iman dan ketaatan saja yang mampu memberi arah kepada
mansuia untuk memilih perbuatan mana yang diridhai Allah dan
perbuatan mana yang dimurkai-Nya.

Banyak hal yang perlu dipelajari oleh anak Adam tentang hatinya
sendiri. Sebab suatu saat hati bisa putih dan terang benderang,
terbuka dan hidup. Disaat lain hati bisa hitam pekat tertutup rapat-
rapat dan mati.

Waspadalah terhadap hatimu sendiri, agar iman tetap bertahta di
dalamnya, waspada pula terhadap pengaruh dari luar dirimu agar iman
yang sedang bersemi di hatimu tumbuh berkembang dan selalu dalam
ketaatan. Tidak terpengaruh oleh godaan setan yang selalu mencari
peluang untuk mengelabui iman yang ada dalam sanubarimu.

sumber

0 comments: